Nature friend ♥

Follow|Home
Sabtu, 26 Juli 2014 | 00.09 | 0 comments
   
Buku ini udah lama banget, ya sekitar tahun 2003 dan diubah pada tanggal 2007. Aku sampai nangis baca ini di web orang lain. Walau belum punya aku pingin mempunyai buku ini!! Nih dia sampai aku nangis bacanya. Soalnya aku tak menyangka bahwa aku punya orang baik seperti ini yang ada di wilayahku.. Buku ini karya-nya kak Helvy Tiana Rosa dan beberapa teman/tetangga yang dekat dan melihat langsung salah satu 5 tokoh ini(salah satunya dicerita ini).
     Kalian tau tidak kalau di dunia nyata ada tokoh se hebat di dunia dongen untuk membela keadilan. Buku ini unik sebab ia menampilkan sisi lain dari para pemimpin dan anggota dewan kita yang tidak tersorot media. Ditulis dengan bahasa yang sederhana dan mengalir. Bahkan, beberapa penulisnya adalah tetangga para tokoh buku itu sendiri. Mulai dari cerita pertama, saya langsung jatuh cinta padanya(Cerita brooooo -,-).
     Ada satu cerita yang terekam sangat baik di hati aku. Cerita itu tentang seorang anggota mantan DPRD DKI Jakarta yang ternyata suka dan mau menggantikan istrinya berbelanja di tukang sayur. Sepertinya cerita tersebut menjadi icon buku ini bagi saya, sebab jarang sekali (pada saat itu) ada laki-laki kepala keluarga yang mau mengambil alih tugas istrinya perihal urusan domestik rumah tangga. Apalagi, itu tentang berbelanja di tukang sayur yang notabene biasanya dipenuhi dengan ibu-ibu yang cerewet menawar harga sembari bertukar cerita. Pemandangan yang amat jarang ditemui pastinya. Oh ya jangan lupakan, tokoh cerita kita adalah seorang mantan anggota DPRD DKI Jakarta dan juga (Emmm.... Baca dulu), juga seorang Ketua Cabang Partai.... (Apa ya nama partainya...... Dulu nama partainya PK. Sekarang sudah berubah nama oleh Hidayat Nur Wahid(kalau tidak salah)....) 
     Selain berbelanja ke pasar, pemimpin kita ini ternyata juga amat menyenangi sayur lodhe(Sama. Aku juga sangat sayang sama salah satu sayur ini. Makannya aja enak, buatnya susah. Makanya jarang masak sayur ini). Pernah suatu hari ia minta istrinya untuk masak sayur lodeh. Begitu tahu proses memasak sayur lodeh memakan waktu yang begitu lama, tokoh kita ini berkata, "Sudah Bu. Sekali ini saja. Kalau tau prosesnya begini lama, Ayah tak akan meminta dibikinkan. Daripada waktu demikian panjang hanya habis untuk membuat sayur, mending buat baca atau mengerjakan yang lain." 
     Ucapannya memang terlihat sederhana, tapi maknanya luar biasa(bagi Sang Istri)!!(Cari sendiri) 
     Belum lagi tambahan 'bumbu' cerita yang menurut saya menjadi penyedap yang nikmat disantap di akhir kisah. Konon, pemimpin kita ini sering diundang ceramah di berbagai daerah. Biasanya kita mengenal istilah "amplop" yang diselipkan ke tangan penceramah seusai acara. Biasanya juga, selipan itu ditambahi dengan pesan, "Sekedar buat ongkos, Ustadz.." atau "Buat uang rokok aja..". Saya haru membaca betapa amanahnya tokoh kita ini sehingga jika amplop yang diberi pesan untuk ongkos, maka semuanya akan ia habiskan untuk ongkos pulang. Tanpa sisa!!(Jarang sekali dilakukan oleh pemimpin kita) 
     Aku sungguh merindukan sosok pemimpin seperti ini. Pemimpin yang bersedia membagi tugas domestik dengan istri. Pemimpin yang menghargai perempuan dan potensi potensinya. Juga pemimpin yang amanah, bahkan hanya untuk sebuah "kalimat bersayap"(Duh jadi terharu...) Kisah itu sudah hampir enam tahun yang lalu... Kemarin-kemarin ini aku menemukan lagi antologinya di web saat membaca buku "Jejak Para Pemimpin". Setitik air tiba-tiba terbit di ujung mata aku saat membaca bahwa tokoh kisah yang beberapa tahun ini melekat di ingatanku ternyata adalah Gubernur Aku sendiri!! Gubernur Jawa Barat. Tak pernah aku banyangkan bahwa kisah ini ternyata kisah Bapak Ahmad Heryawan. (Baik sekali beliau ini... Aku bangga punya Gubernur kaya beliau Jarang aku ketemu Gubernur kaya ini. Semoga dibalas oleh Allah... Aminn...) (Sub: http://bit.ly/1nYTNww

Daftar: Tokoh Nasional, Profil, Idolaku!, Buku Inovatif, Sosok


0 Komentar available :

Posting Komentar





Template By: Kawaii Lady
Owner: Annisa Mahdi Sholeha
Some stuff: * * * *